Tuesday, August 14, 2012

kembali ke rumah

Juni, di hari ke-15, rabu, tahun 2011.

sebuah tanggal itu sedikit bikin gw terdiam. butuh beberapa menit buat gw akhirnya sadar, tanggal itu adalah tanggal terakhir gw menuliskan sesuatu di tempat yang mana tercatat celotehan gw dari 4 tahun lalu. pada bagian atas tulisan ini nantinya bakal ada sebuah seri tanggal baru, menunjukkan hari ke-14 di bulan Agustus, pada taun 2012, hal itu menunjukkan post ini, saat ini, gw tuliskan 1 tahun 1 bulan setelah post terakhir gw. sebuah gap yang sangat signifikan tentunya, apalagi kalo ngeliat jumlah post di tahun 2011 yang hanya berjumlah 12. ironis di mata gw sendiri, mengingat gw begitu bangganya dengan 100 post yang gw ketik di sini pada tahun 2010.

mengapa?

pada dasarnya gw ngga meninggalkan kesenangan gw untuk mengetikkan sesuatu di sini, menumpahkan pikiran atau hanya beromong kosong. seperti di post gw tahun lalu, gw sedikit bermigrasi ke sebuah situs yang menurut gw sedikit lebih menarik, yaitu tumblr. di sana, gw pun beberapa kali menuliskan hal-hal senada dengan apa yang gw lakukan di blogspot ini.

kenapa kembali?

entah kenapa, pagi hari ini gw ngerasa ingin melihat kembali apa yang gw lakukan di hari-hari ke belakang, dan untuk mengakses ke blogspot ini pada akhirnya dibutuhkan verifikasi dari pihak administratornya mengingat bergantinya alamat email gw. ternyata, yang gw dapatkan bukan hari, bukan bulan, tapi tahun. sudah selama itu gw ngga berkunjung ke sini.
ibaratnya sedang belajar di luar negeri, sebuah hal yang menggembirakan salah satunya adalah kembali ke rumah. 1 tahun meninggalkan rumah tanpa pernah sekalipun kembali atau bahkan melihat apa yang terjadi di rumah merupakan sebuah hal yang jelas berat buat semua orang, terlebih kalo rumahnya mengandung banyak sekali memoar yang indah dan kebahagiaan terkadang tertuliskan di dalam cerita rumah itu.
gw kembali ke rumah, setelah satu tahun pergi, menuliskan cerita di rumah lain, di tempat gw merantau. satu tahun berlalu, kembali ke rumah merupakan kebahagiaan tersendiri buat gw, di mana gw bisa melihat kembali cerita-cerita masa lalu yang tersimpan dengan baik di rumah itu. setidaknya seperti itulah gambaran gw pertama kali menginjakkan kaki di rumah lama gw, pertama kali menggerakkan krusor di halaman ini.

banyak cerita yang harusnya gw ceritakan di rumah ini, dua hal terbesar yang harusnya menjadi sebuah follow-up dari cerita sebelumnya, satu tahun yang lalu. mari berimajinasi, di rumah ini ada seorang yang selalu mendengar cerita gw, bagaimanapun emosi yang gw ceritakan, pasti didengar. tapi satu tahun sudah gw meninggalkan dia, pergi ke rumah lain. seorang ini tidak pernah mendengar kabar gw, bahkan gw yakin dia ngga akan tau apa yang terjadi dengan hidup gw selama satu tahun ke belakang. sekarang saatnya gw bercerita, melepas kerinduan satu tahun ini.

dia hanya tau, gw adalah seorang mahasiswa tinggat lanjut, gw cerita dengannya gw adalah mahasiswa S2 di kampus UI. gw tau dia sangat bangga sama gw, karena dia bilang ke gw pada saat gw merasa kehilangan arah. well, dia sangat kehilangan cerita di mana gw berusaha mati-matian sampai hilang arah hilang asa untuk menyelesaikan kuliah ini, tapi pada akhirnya, hari ini gw bercerita kepadanya, gw berhasil.. gw berhasil menyelesaikannya. sebuah hal yang sangat tidak gw percaya pada awalnya, gw melewati tembok itu, tembok yang selalu gw anggap menghalangi gw untuk maju di kuliah ini. sebuah kabar gembira untuk dia, setelah selama satu tahun tidak ada sepatah kata pun antara kita berdua, gw datang dengan sebuah kabar yang sangat luar biasa.

namun, gw harus kuat untuk mengatakan cerita selanjutnya.. ya, apa yang dia tau selama 3 tahun ke belakang, kebahagiaan gw mengusung sebuah angka 9. harus berhenti, tapi gw lebih baik ngga menceritakan kepadanya apa yang terjadi. itu bukan tanpa alasan, tapi gw cuma bisa cerita, seandainya kembali ke hari itu di hari itu, gw ngga akan ngebiarin ego bicara, sama seperti dari awal gw menghancurkan kata ego dibalik kebahagiaan. ternyata ego tidak bisa dihancurkan, ego hanya tersimpan, tertidur dan udah pasti akan terbangun jika terguncang terlalu keras. dia bertanya apa yang terjadi saat ini dengan seorang yang (pernah) menjadi sumber segala kekuatan emosi tanpa menyekutukan Ketuhanan dan AgamaNya. gw cuma bisa cerita, dia ngga bahagia, gw ngga bahagia, tapi buat gw maupun dia ini adalah sebuah ladang yang siap dipanen. pembelajaran sangat banyak sekali seperti musim panen petani dan teman-teman petani lainnya. gw harus belajar, untuk lebih mengerti orang lain, dimana berbuat baik itu ngga selamanya menguntungkan orang lain. sepertinya gw memang tenggelam dalam kata 'terlalu'..

OKAY! bukan saatnya untuk bersedih. setidaknya gw mengunjungi rumah ini lagi, gw berani mengunjungi rumah banyak cerita ini, dan memberikan sebuah cerita baru, hari baru, petualangan baru. cerita gw mengenai si beruang dalam kotak box mainan seperti baru gw ceritakan, tapi ternyata saat gw ingat kembali, itu sudah usang, 4 tahun lalu, semua di dalam kotak mainan itu sudah bahagia, mereka sudah berkembang menjadi baru lagi, bersih lagi, dicintai lagi, beruang dan seluruh mainan itu sudah ngga berada dalam satu kotak box, tapi tetap, cerita mereka yang tersimpan rapih dalam rak-rak ingatan sudah pasti selamanya akan terjaga. petualangan bersama piyiko pun saat ini udah dimasukkan ke dalam box kaca yang sangat sangat cantik di rak ingatan gw, semoga selamanya akan ada di situ, dan pastinya gw akan melindungi dari segala macem hal yang berpotensi merusak kacanya.

4 tahun semua cerita terkumpul, setidaknya. 4 tahun cerita tersimpan rapih di rumah ini maupun di rak ingatan gw. semua hal ada ceritanya, seperti aksioma ilmu komunikasi yang mengatakan kita tidak akan bisa tidak berkomunikasi, ya, seperti itu pula jalannya cerita, tiada hari tanpa cerita. senang kembali ke rumah ini. =]

No comments: