Friday, July 10, 2009

letter to 2005 part.1

"..nandra kak." i said

"nuno, nanas, dasa, stella, gaya, mari, ory, affi, nandra. kelompok 2." the senior said

"ketuanya siapa?" the senior ask

"lo aja deh no." i said

"saya kak." the friend said

"ketuanya nuno." the senior said

it's been so long semenjak percakapan di atas itu terjadi. 4 years ago. saat itu muka-muka culun ngga ngerti apa-apa masih sangat amat jelas tergambar di raut puluhan orang di depan gw. pada saat itu bumbu rasa takut akan tekanan dari senior amat besar. kata-kata sakti dari senior yang selalu bisa bikin panik junior adalah simply "cepet".. just to intimidate the juniors biar bergerak lebih cepet melaksanakan apa yang ada di fantasi si senior. 4 taun yang lalu, di sebuah gedung berlabel E di pintu masuknya menjadi tempat di mana akhirnya pertama kali dibriefing, dibagi kedalam beberapa kelompok. di situ lah segala arahan si senior untuk berusaha menciptakan junior yang kompeten untuk menghadapi segala tantangan dari pihak ketiga maupun si senior itu sendiri. komplain? ngga ada sama sekali. "iya kak", "ngerti kak" ky kalimat yang ditulis keras di otak kita saat itu.

detik-menit-jam-hari-minggu hingga bulan.. kita lewati dengan sangat teratur. disiplin laiknya tentara akademi. tapi tentara bukanlah tujuan akhir kita. ini adalah massive team building, massive personality development, massive killing each other party, and everything else that actually for good purpose in the end..

nangis.. marah.. tawa..
egois.. kebersamaan..
saling membangun..
saling tusuk..
benci.. cinta..
semangat.. lelah..

emosi ngga bisa menggambarkan gimana kita ngelewatin masa itu. ada yang nanya sm gw, kenapa gw mau ngejalanin ini semua? kenapa gw masi mau dibodohin padahal ud kuliah? pada saat itu gw cuma senyum dan jawab, gw ngga ngerasa dibodohin. gw jalanin ini semua karena makna di dalemnya lebih dari sekedar ospek biasa. ini bukan ospek buat gw. it's something more. dan mereka yang bertanya tidak percaya atau mereka hanya iya dengan maksud formalitas aja. biarlah mereka menilai seenak mereka. tidak pernah mengalami tidak akan pernah tau. seorang melihat sebuah rumah dari luar tidak bisa melakukan hal lain selain menerka apa yang ada di dalam rumah itu sebenarnya. lumrah.

tiba ujung dari perjuangan itu. semua emosi seperti lepas bagitu aja. tanpa sadar masa itu telah dilewati. kalimat "ngga kerasa" memang selalu muncul pada akhirnya. kita berhasil melewati pelatihan dari senior kita teman. segala bentuk emosi yang dirasakan memiliki arti untuk belajar. belajar dan belajar dan belajar. tapi perjalanan ngga berenti sampe di situ. kebersamaan kita.. baru aja akan dimulai.. kawan. =]

No comments: